Running Text

ASURANSI GENERALI INDONESIA MEMBERIKAN 2 PERLINDUNGAN SEKALIGUS YAITU PERLINDUNGAN KESEHATAN SEKALIGUS PERLINDUNGAN INVESTASI DARI KRISIS EKONOMI

Senin, 30 Juni 2014

Menyiapkan Dana Pensiun

Haloo Selamat Siang sahabat sahabatku, kali ini saya akan berbagi cerita tentang bagaimana menyiapkan dana pensiun sahabat semua.

Banyak orang yang berpendapat bahwa pensiun hanya perlu dipikir setelah memasuki usia 40-50an atau ketika anak-anak sudah bisa mandiri. Namun tidak sedikit pula yang merasa angan-angan pensiun harus sudah dirasakan saat manusia berusia 50an, dalam arti berhenti bekerja mencari uang dan menikmati hari tua bersama anak dan cucu, dan semua itu tergantung mind set manusianya sendiri.

Tulisan ini hanya berbagi pengamatan dan pikiran pribadi saja mengenai berbagai cara orang menghadapi masa pensiun tergantung dari status sosial ekonomi seseorang. Perkara benar tidaknya saya serahkan pada pembaca.

Anak Adalah Harta
Orang tua yang berekonomi rendah biasanya mengandalkan anak sebagai ‘investasi masa pensiun’. "banyak anak banyak rezeki" kalimat itu sering kita dengar dari orang orang dulu. Salah satu teman saya orang Fiji pernah cerita bahwa orang tuanya waktu masih muda kerja keras agar anak-anaknya bisa kuliah dan memiliki masa depan lebih baik dari mereka. Setelah anak-anaknya sudah bekerja semua dan tinggal di luar negeri, orang tua langsung berhenti bekerja pada usia 50an dan gantian anak-anaknya yang saling bahu-membahu patungan bayar biaya hidup orang tua mereka.

Cerita serupa juga terjadi pada teman asal India yang kuliah ke Sydney dengan meminjam uang pamannya. Setelah kuliah selesai dan visa Permanent Residency sudah ditangan, dia banting tulang membangun karir demi melunasi hutang dan menabung agar orang tuanya bisa cepat pensiun.

Saya yakin di Indonesia juga banyak yang mengandalkan anaknya. Dalam norma budaya timur, anak berbakti pada orang tua tidak hanya normal tapi diharapkan. Terlebih mereka yang terjepit secara ekonomi, bila tidak mengandalkan anak dan sanak saudara, siapa lagi?

Perencanaan yang Matang dan Teratur
Di Australia dan negara maju umumnya, pemerintah memiliki aturan yang mewajibkan/memberi isentif bagi penduduknya untuk menyisihkan sebagian penghasilan secara reguler untuk masa tuanya. Dana hanya bisa diakses setelah memasuki usia pensiun kecuali bila sangat mendesak (on compassionate ground) misal, butuh biaya untuk pemakaman.

Di negara berkembang, biasa mereka yang sadar pentingnya menyisihkan sebagian penghasilan untuk masa pensiun tergolong kelas menengah dan berpendidikan. Selain punya uang ekstra, mereka juga aktif belajar seluk beluk keuangan untuk menyiapkan dana pensiun. Masa depan tidak ada yang tahu, namun bolehlah kita menyusun rencana masa pensiun. 

Berikut 2 langkah singkat dalam menyiapkan dana pensiun:
1.Menghitung biaya hidup tahunan
Pertama, miliki gambaran jelas seperti apa gaya hidup yang akan Anda jalanin ketika pensiun. Apakah Anda berencana keliling dunia? Main sama cucu? Atau hidup sederhana berkebun di perkarangan rumah?
Itu semua akan berimbas pada berapa dana yang Anda butuhkan untuk pensiun dengan tenang. Bila Anda menderita penyakit yang membutuhkan medikasi rutin, masukkan juga biaya pengobatan dalam perhitungan biaya hidup untuk pensiun.
Biaya hidup tidak perlu 100% akurat, yang penting cukup informatif untuk memberikan gambaran kasar biaya hidup masa pensiun karena banyak faktor diluar kontrol kita seperti inflasi.
Katakanlah, setelah refleksi gaya hidup masa pensiun, menurut perhitungan Anda biaya tahunan sebesar Rp180.000.000,- (Rp500.000,- perhari X 30 hari X 12 bulan). Anda berencana pensiun pada umur 60 dan merasa dapat hidup panjang hingga 80 tahun jadi dana yang Anda butuhkan untuk pensiun adalah Rp3.600.000.000,- (20 x Rp180.000.000,-).

2.Action Plan memperoleh Dana Pensiun
Banyak cara menuju Roma, demikian juga ada berbagai cara mengumpulkan dana untuk pensiun. Semakin muda memulai semakin besar/cepat target dana terpenuhi. Bagi yang konservatif, uang ekstra disisihkan 100% ke tabungan khusus pensiun yang tidak akan disentuh kecuali dalam keadaan sangat terpaksa.
Bagi yang lebih canggih, uang ekstra dialihkan ke berbagai jenis kendaraan investasi tergantung risk profile masing-masing. Misal 20% disimpan di rekening berbunga tinggi, 60% untuk beli emas/properti, 20% untuk beli saham/reksadana/asuransi (unitlink).

Contoh diatas hanya ilustrasi bukan untuk ditiru mentah-mentah. Dalam realitas, komposisi port0folio kembali pada jumlah uang yang sanggup disisihkan, tinggi rendahnya risk profile individu masing-masing dan kinerja kendaraan investasi yang ada. Kuncinya: konsisten menyisihkan penghasilan + bijak mengenal kendaraan investasi untuk dana pensiun.

Arus Kas + Aset
Mereka yang menggunakan cara ketiga ini biasa berpenghasilan tinggi, nyali tinggi, ulet dan bersedia menanggung resiko yang lebih tinggi. Mirip dengan cara kedua hanya saja aset yang mereka akusisi bernilai lebih besar dan mereka lebih aktif melibatkan diri.
Misalnya, alih-alih uang ekstra yang disisihkan dimasukan ke dalam deposito, saham, dana reksa, emas dan aset lainnya yang biasa diakusisi dalam jumlah kecil dan teratur seperti yang dilakukan cara kedua, mereka menggunakannya untuk modal usaha.

Salah satu kolega saya suami istri bekerja sebagai karyawan swasta, ketika masih kuliah mereka pernah bekerja sebagai pelayan restoran. Selagi bekerja mereka rutin menyisihkan uang untuk modal usaha meskipun pada saat itu belum tahu mau usaha apa.
Suatu hari kenalan mereka berniat menjual usaha restoran karena alasan ingin pensiun. Singkat cerita dengan uang tabungan + pinjaman ortu + pengalaman bekerja di restoran, suaminya berhenti kerja dan terjun menjalani restoran sementara si istri tetap bekerja, jaga-jaga seandainya usaha restorannya macet mereka masih bisa makan.
Usaha restoran tersebut cukup sukses dan dijalani selama berpuluh-puluh tahun sebelum akhirnya dijual, arus kas yang masuk mereka gunakan untuk melunasi KPR + membeli beberapa unit properti sebagai investasi hari tua + warisan untuk anak-anak.
Tidak semua orang sanggup atau tertarik menjalankan/membeli bisnis sebagai aset.
Mereka yang berpenghasilan tinggi seperti dokter, pengacara atau teman saya, senior akuntan tempat saya kerja juga memiliki beberapa properti sebagai investasi. Dia mengaku karakternya tidak cocok untuk bisnis, dengan statusnya yang single dan sudah berusia 40-50an, dia lebih suka kendaraan investasi yang lebih stabil.
Sekali lagi, cerita diatas bukan untuk ditiru mentah-mentah, saya hanya menjabarkan apa yang saya amati.

Terlepas cara mana yang digunakan ada 1 hal lagi yang maha penting untuk dilakukan: JAGALAH KESEHATAN ANDA. Sebesar apapun dana pensiun menjadi tidak berarti bila pada masa tua hidup sakit-sakitan karena kebiasaan merokok, minum-minum dan memperlakukan tubuh hanya sebagai pintu kesenangan duniawi semasa muda.
Ingat, bila Anda jatuh sakit masa depan keluarga Anda juga terkena imbasnya. Setidaknya ada 2 keluarga yang saya tahu pribadi terkuras tabungannya karena biaya berobat. Jangankan dana pensiun, untuk makan sehari-hari saja pusing. Bahkan hubungan antar keluarga menjadi tidak harmonis.

Menjaga kesehatan bukan hanya masuk akal secara finansial tapi juga dari sudut pandang kualitas hidup. Ketika memasuki masa pensiun kita semua tentu ingin menikmati hidup yang berkualitas, tidak sekedar berumur panjang dan menjadi berkat bagi orang-orang sekitar.
Bekerja keras keraslah ketika masih muda namun ingat kesehatan juga harus dijaga, jangan sampai uang yang sudah dikumpulkan habis untuk berobat di masa pensiun.

Penulis : Hendra Makgawinata
www.kompasiana.com/HendraMakgawinata

Pengertian Asuransi Jiwa

Generali Indonesia
Pengertian Asuransi Jiwa »
Asuransi jiwa adalah kontrak yang sah antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi, dan pemegang polis. Ini memastikan bahwa penerima menerima dukungan keuangan dalam hal kematian tertanggung atau kecelakaan. Istilah negara polis asuransi yang pemegang polis setuju untuk membayar premi tertentu secara berkala.
Asuransi jiwa tergantung pada sejumlah faktor, termasuk usia, pendapatan, pengeluaran, pinjaman, jumlah tanggungan, kesehatan, dll Hal ini terutama dari empat jenis yang berbeda, asuransi jiwa universal, asuransi jiwa berjangka, asuransi seumur hidup, dan endowment asuransi jiwa. Dijelaskan secara rinci di bawah ini adalah menawarkan keuntungan asuransi jiwa.
Secara umum, sistem asuransi menawarkan kepada Anda sebuah solusi dimana Anda bisa menjamin masa depan Anda secara finansial dan Asuransi Jiwa menawarkan beberapa macam solusi yang terkait dengan kebutuhan hidup Anda di masa depan. Asuransi jenis ini juga tersedia dalam berbagai macam jenis dan pilihannya tergantung kebutuhan Anda.
Mungkin mudahnya agar hidup Anda terjamin dimasa depan Anda akan mengambil semua asuransi yang ditawarkan kepada Anda. Mudah memang tapi jelas-jelas sangat tidak bijaksana karena bisa-bisa gaji bulanan Anda hanya dihabiskan untuk membayar premi Asuransi Jiwa Anda saja.
Beragam Asuransi »
Adapun beberapa contoh yang termasuk dalah golongan Asuransi Jiwa adalah asuransi kesehatan, asuransi kematian, dan masih banyak lagi. Namun, apapun jenis asuransi yang Anda pilih, memepelajari seluk beluk sistem asuransinya sangatlah direkomendasikan. Semakin banyak Anda tahu mengenai sistem asuransi ini semakin banyak keuntungan dan manfaat yang bisa Anda ambil.
Adapaun manfaat yang bisa Anda ambil dari Asuransi Jiwa adalah tentu saja jaminan hidup Anda dan keluar Anda secara finansial di masa depan. Banyak sekali contoh yang sering terjadi, ketika satu keluarga harus menghadapi kenyataan bahwa sang ayah, yaitu satu-satunya orang menjadi tulang punggung keluarga meninggal dunia karena kecelakaan.
Tanpa Asuransi Jiwa, satu-satunya yang bisa dilakukan pihak keluarga yang ditinggalkan adalah berusaha menerima kenyataan bahwa satu-satunya tulang punggung keluarga sudah tidak Anda dan berusaha mencari solusi terbaik. Banyak sekali keluarga yang akhirnya harus rela menjual rumahnya hanya agar bisa bertahan hidup sampai keadaan membaik.
Jaminan Terbaik Pada Asuransi »
Dengan adanya asuransi, Anda bisa mengajukan claim kepada pihak yang bersangkutan. Mungkin memang tidak bertahan lama tapi setidaknya Anda tetap memiliki pegangan selama masa-masa sulit.
Mungkin beberapa dari Anda akan berfikir, bukannya lebih baik menabung uang Anda ketimbang membayar premi Asuransi Jiwa secara berkala. Mungkin Anda harus sedikit menggunakan ilmu hitung Anda disini. Berapa uang yang Anda tabung setiap bulannya? Hitung saja 2 juta Rupiah dan Anda sudah menabung sekitar 30 tahun, berarti ada sekitar 60 juga di rekening Anda.
Sementara, premi asuransi yang Anda bayarkan perbulan tidak sampai 2 juta perbulan, rata-rata hanya sekitar 100 ribu sampai 300 ribu Rupiah saja namun jaminan yang Anda dapatkan bisa mencapai angka yang sama, yaitu sekitar 50 sampai 60 juta tergantung jenis premi Asuransi Jiwa yang Anda pilih.
Dan ketika tiba-tiba Anda jatuh sakit dan membutuhkan uang sebesar 60 juta, Anda tidak perlu menunggu 30 tahun dulu agar Anda bisa mengklaim asuransi kesehatan Anda dan Anda masih memiliki tabungan Rp.1.700.000 perbulan Anda (dipotong Rp. 300.000 untuk asuransi).
Di atas tersebut adalah Definisi Asuransi Jiwa dan saatnya saya share juga mengenai Beberapa Istilah Asuransi yang sudah sesuai dengan topik Pengertian Asuransi Jiwa dan Beberapa Istilah Asuransi, silahkan saja anda baca di bawah ini :
Beberapa Istilah Asuransi Jiwa »
Asuransi jiwa, ada beberapa hal yang harus dijelaskan kepada masyarakat, khususnya terkait dengan istilah - istilah yang ada dalam asuransi itu sendiri. Beberapa istilah dalam asuransi jiwa di antaranya :
1. Penanggung : adalah sebuah istilah yang mengacu pada perusahaan asuransi.
2. Pemegang polis, adalah seseorang atau badan yang melakukan perjanjian pertanggungan dengan penanggung. Dan pemegang polis ini berkewajiban membayar premi asuransi.
3. Tertanggung adalah orang atau pihak yang pada dirinya diadaka perjanjian pertanggungan.
4. Polis, adalah surat berharga yang berisi kontrak pertangguangan antara penanggung dengan pemegang polis.
5. Ahli Waris yaitu orang yang ditunjuk oleh tertanggungb dan berhak menerima keuntungan asuransi jiwa yang diberikan oleh penanggung jika tertanggung meninggal dunia.
6. Uang pertanggungan, adalah sejumlah uang yang nilainya sudah disepakatai dalam polis apabila dalam masa kontrak terjadis sesuatu pada tertanggung. Bila tertanggung meninggal, maka uang tersebut diserahkan pada ahli warisnya.
7. Premi yaitu sejumlah uang yang diberikan kepada penanggung oleh pemegang polis sebagaimana dalam surat perjanjian kontrak.
8. Nilai Tunai/ nilai tebus adalah sejumlah yang yang akan diberikan kepada tertanggung oleh penanggung jika dalam masa kontrak, tertanggung mengundurkan diri.
9. Manfaat Asuransi adalah sejumlah uang yang sesuai perjanjian akan dibayarkan oleh penanggung kepada tertanggung jika semua syarat terpenuhi.
10. Bonus, yaitu tambahan sejumlah uang selain yang dialokasikan oleh penanggung untuk keuntungan pemegang polis atau tertanggung.
Demikianlah postingan Pengertian Asuransi Jiwa dan Beberapa Istilah Asuransi semoga dengan postingan ini saya maupun anda akan lebih faham apa itu Definisi Asuransi Jiwa dan Beberapa Istilah Asuransi dan semoga bermanfaat.

Minggu, 29 Juni 2014

Memilih Perencana Keuangan

Idealnya, setiap orang menyusun sendiri rencana keuangan masing-masing. Namun, tidak perlu berkecil hati jika Anda kesulitan menyusun rencana keuangan bagi diri sendiri. Maklum, dalam kenyataan sehari-hari, banyak orang yang tidak punya waktu atau pengetahuan memadai untuk menjadi perencana keuangan bagi diri sendiri. Ada juga orang yang kesulitan menjaga komitmen.

Nah, bila termasuk dalam kelompok tersebut, Anda bisa meminta jasa perencana keuangan. "Harus diakui, merencanakan keuangan tidak gampang. Ada orang yang bisa memajukan keuangan perusahaan, tapi tidak bisa mengelola keuangan diri sendiri," ujar Eko Endarto, perencana keuangan dari Finansia.

Secara garis besar, tugas perencana keuangan adalah membantu klien mengukur kemampuan finansial serta memberikan pendampingan dalam memilih produk keuangan atau jenis investasi. Anda tidak perlu pusing menghitung dan memproyeksi alokasi dana untuk mencapai berbagai tujuan keuangan Anda. "Dengan pendampingan perencana keuangan, klien punya pegangan. Tidak bingung dengan isu atau omongan orang," imbuh Eko.

Perencana keuangan Muhamad Ichsan menambahkan, perencana keuangan wajib mempresentasikan hak dan kewajiban ke kliennya dalam pertemuan pertama. Selanjutnya, perencana keuangan akan mengumpulkan data dan informasi klien, mulai dari informasi dasar seperti biografi sampai informasi keuangan, semacam penerimaan dan pengeluaran rutin. Perencana keuangan kemudian mengembangkan hasil analisis terhadap kliennya itu menjadi rekomendasi strategi.

Fase berikutnya adalah mengimplementasikan strategi yang sudah disiapkan. Tentu saja, perencana keuangan juga berkewajiban memantau implementasi dari rencana itu. Apakah target si klien sudah tercapai? Atau, apakah ada pos pengeluaran yang perlu dipangkas?

Dalam kegiatan perencanaan keuangan itu sendiri, ada dua tujuan yang paling penting. Yaitu, investasi dan proteksi. "Perencana keuangan membantu jangan sampai klien hanya mencapai satu tujuan utama, sementara tujuan yang lain tidak teraih," papar Ichsan.

Tawaran Terbatas

Jika tertarik menggunakan jasa perencana keuangan, tentu Anda harus memilih yang paling sesuai. Selain mengetahui hal-hal dasar, seperti jenis layanan atau tarif, Anda juga perlu memahami hubungan antara perencana keuangan dan perusahaan jasa keuangan. Saat ini, ada perencana keuangan yang independen atau tidak terkait dengan lembaga keuangan, serta ada perencana keuangan yang terafiliasi alias bekerja untuk perusahaan keuangan tertentu.

Tentu, perencana keuangan independen punya ruang gerak yang lebih luas dalam memberikan rekomendasi produk keuangan ke klien. "Kami bisa menawarkan produk yang tidak ada di penasihat keuangan terafiliasi. Misalnya, investasi di properti,” kata Eko.

Cara kerja di antara penasihat keuangan independen memang tidak harus identik. Ada perencana keuangan independen yang bersedia memberi rekomendasi ke klien tentang produk investasi yang pas. Memang, tugas si perencana di sini hanya sebatas memberi masukan. Si klien tetap pegang kendali.

Namun, ada pula perencana keuangan independen yang lebih suka memberikan rekomendasi secara umum. "Kalau klien sudah punya referensi atas sebuah produk dan mereka meminta saran saya, baru saya berikan," ujar Muhamad Ichsan dari Prime Planner.

Dari segi biaya, menggunakan jasa perencana keuangan independen memang lebih mahal daripada jasa perencana keuangan terafiliasi. Maklumlah, perencana keuangan terafiliasi biasanya bekerja untuk bank, perusahaan sekuritas atau perusahaan asuransi.

Tentu, penasihat keuangan terafiliasi hanya menawarkan produk-produk yang dimiliki perusahaan tempat ia bekerja. "Biaya jasanya gratis, karena dapat kompensasi dari perusahaan," ujar Tri Djoko Santoso, perencana keuangan dari Panin Life yang juga Ketua Financial Planning Standards Board Indonesia.

Sabtu, 28 Juni 2014

Merancang Masa Tua Anda

Sehabat sekalian, kali ini kita akan bahas bagaimana merancang masa tua kita agar bahagia serta kaya. ALANGKAH senangnya hidup ini kalau saat muda kita kaya raya dan ketika tua hidup tidak merana. Harapan itu bukan angan-angan kosong. Kalau Anda mau merencanakan hidup di masa depan sejak dini, hidup merana ketika usia senja tentu tak akan terjadi.

Karena itu, penting bagi Anda untuk menata dan merencanakan keuangan guna mempersiapkan masa pensiun. Apalagi "masa depan" para pegawai swasta seringkali hanya berbekal duit pesangon yang besarnya belum tentu mencukupi untuk kebutuhan hidup beberapa tahun setelah pensiun.

Menurut perencana keuangan yang juga penulis buku Bangun Kekayaan Sejak Belia, Andreas Freddy Pieloor, masa tua memerlukan dana yang besar sehingga butuh persiapan yang baik. Kondisi keuangan yang memadai di masa tua tak akan terwujud kalau kita hanya mengandalkan uang pesangon. "Untuk itulah, upayakan sekeras mungkin guna menyisihkan sebagian dari gaji untuk bekal di hari tua nanti," ujar Freddy.

Menurut Aidil Akbar, pakar perencana keuangan dari Akbar's Financial Check Up, perencanaan keuangan masa pensiun untuk setiap orang berbeda-beda karena kebutuhan setiap orang untuk hari tuanya juga berbeda. Meski begitu, ada satu hal terpenting yang harus ditanamkan pada diri sendiri dalam mempersiapkan hari tua, yakni konsistensi mempersiapkan pensiun, baik mengikuti program-program pensiun maupun berinvestasi secara mandiri. "Agar pensiun nyaman dan bisa hidup layak, perlu dipersiapkan secara serius," kata dia.

Makanya, Aidil menyarankan, kita mengalokasikan paling tidak 20% dari penghasilan untuk persiapan masa tua. Begitu pula bagi masyarakat yang memilih profesi sebagai wiraswasta. Mereka juga perlu menyisihkan sebagian keuntungan untuk masa tua.

Jalur pensiun

Menurut Wiwit Prayitno, konsultan keuangan dan pengelola situs asuransicerdas.com, semakin besar uang yang kita sisihkan, semakin besar manfaatnya di hari tua nanti.

Kunci pertama adalah menentukan usia pensiun, berapa dana yang ingin dicapai pada masa pensiun, serta bagaimana pola hidup waktu pensiun. Silakan bikin perhitungan sehingga ketahuan berapa besar uang yang harus kita sisihkan setiap bulan untuk mencapai target tersebut.

Menurut Wiwit, minimal dana yang harus kita sisihkan untuk pensiun adalah sebesar 10% dari penghasilan. "Siapkan sedini mungkin, jangan ditunda-unda. Semakin menunda, semakin besar dana yang harus disisihkan," kata dia.

Sebagai contoh, taruh kata Anda sekarang berusia 30 tahun dan memasang target memiliki Rp 1 miliar pada usia 55 nanti. Untuk mencapai angka itu, saban bulan, Anda harus menginvestasikan dana sebesar Rp 753.674 dengan minimal bunga atau imbal hasil sebesar 10% per tahun. Untuk mencapai target yang sama, jika Anda mulai berinvestasi pada usia 40 tahun, berarti Anda harus menyisihkan dana Rp 2.412.718 per bulan, dengan minimal keuntungan yang sama.

Kalau tak mau repot, Anda bisa mengikuti program asuransi dana pensiun lembaga keuangan (DPLK). Namun, Freddy menyarankan, selain membiakkan duit di DPLK, kita bisa juga mengikuti mengikuti program asuransi, baik itu asuransi jiwa maupun asuransi jaminan hari tua (JHT).

Sesuai dengan namanya, program asuransi yang satu ini tentu saja tidak membidik nasabah yang telah memasuki masa senja. Segmen yang disasar biasanya nasabah yang berusia 25 tahun sampai 50 tahun.

Namun, Freddy mengingatkan, Anda juga harus cermat membeli produk JHT karena masa pertanggungannya sangat panjang, lebih dari sepuluh tahun. Anda perlu melihat reputasi perusahaan asuransi tersebut. Patut juga Anda perhatikan return atau imbal hasil serta premi yang Anda setorkan. "Kesalahan membeli produk hari tua akan menimbulkan kerugian ganda," ingat Freddy.

Mempersiapkan bekal untuk masa tua juga bisa Anda lakukan dengan cara berinvestasi sendiri. Menurut Freddy, wahana investasi yang sebaiknya Anda pakai untuk persiapan masa pensiun adalah reksadana atau saham. Sebab, imbal hasil investasi ini bisa lebih menjanjikan dalam jangka panjang.

Kalau tidak suka keduanya, investasi di sektor properti, misalnya dengan membeli tanah atau rumah, juga bisa menjadi pertimbangan. Yang terpenting, siapkan hari tua Anda sejak sekarang!

(Tulisan ini diambil dari Edisi Khusus KONTAN Mei 2010)

Rabu, 25 Juni 2014

Asuransi Itu Bukan Hanya Proteksi tapi Juga INVESTASI

ARMS Pengaman Investasi Di Perusahaan Asuransi
Selamat Pagi para sahabat....
hari ini saya akan berbagi ilmu tentang pentingnya menjaga investasi. 

Begini, produk unitlink dari perusahaan-perusahaan asuransi lain yang sejenis memang sangat menarik. Namun, apakah kita tahu arti dari sebenarnya dari UNITLINK itu?
Agen2 dari Perusahaan lain sejenis menawarkan proteksi hingga Milyaran rupiah, Uang Pertanggungan Sakit Kritis, Cacat Total bahkan uang pertanggungan Tutup Usia sampai bermilyar rupiah, namun apakah proteksi hingga Milyaran rupiah itu Gratis ? tidak toh, semua ada biaya nya.

Ada satu problema kalau kita berbicara tentang UNITLINK, yaitu INVESTASI.
Uang Pertanggungan yang senilai Milyaran rupiah kurang berarti , jika hasil investasi kurang baik atau menurun bahkan minus, jangankan untuk bayar biaya Uang Pertanggungan yang Milyaran rupiah itu, untuk persiapan dana pensiun kita dan dana pendidikan anak juga terancam!

Yang namanya pensiun dan kuliah anak itu harus PASTI, tidak bisa main-main, ya tho ya ? kan gak lucu, pas anak kita sudah waktunya masuk kuliah, namun pasar lagi kurang baik, hasil invest lagi turun. kita berkata begini kepada anak kita, " Anakku, pasar lagi kurang bagus. jadi kuliahmu tunda dulu ya tahun depan sampai pasar uda bagus. "

Banyak perusahaan lain sejenis sibuk memberikan tawaran proteksi jiwa maksimal, namun terkesan "lupa" memproteksi uang nasabah.
Malah, ada yang membalas begini, " Lha, kan uda ada agen yang urus, kalo bukan agen kan uda ada fund manager yang urus."
Emangnya agen punya waktu 24 jam pantau investasi Anda? Agen juga sibuk jualan cari omset,ya tho? Fund manager? apakah 24 jam mereka standby mantau jaga investasi Anda ? Masih ingat kejadian tahun 1998 atau 2008 ?
kejadian pasar anjlok pas mendekati liburan hari raya idul fitri, semua orang sibuk persiapan pulang kampung, Nah pasar anjlok, investasi kita menurun, sapa yang urus itu, sapa yang menjaga? Kita hanya bisa melihat uang kita habis/menurun tanpa bisa berbuat apa-apa.

Tapi, HARI INI, Anda tidak perlu khawatir. Solusi nya adalah iPLAN, salah satu dari produk GENERALI INDONESIA yang memiliki Auto Risk Management System (ARMS) atau Rem Pengaman Investasi, system otomatis yang bekerja 24 jam sehari tanpa mengenal hari libur. ( Oya, ARMS ini juga telah di HAK PATEN kan selama 20 tahun. Hanya Generali yang berhak atas ARMS ini. )

Apa fungsi ARMS? Baiklah saya akan menjelaskan secara ilustrasi.
Menurut Anda, jika kita sama2 menanam pohon mangga, manakah yang buahnya jauh lebih besar dan banyak, yang diurus dan dijaga atau yang sebaliknya ? Memang sih, yang tidak diurus tetap saja berbuah, namun apakah buahnya sebagus dan sebanyak yang diurus ?

Teman2 dimanapun Anda berada, investasi itu ibarat seperti mengendarai mobil, harus dilengkapi dengan pengaman seperti Rem, Setir dan Persnelling.
Produk iPLAN dari Generali Indonesia menawarkan pengaman untuk kenyamanan dan keamanan investasi Anda.


Generali adalah perusahaan asuransi terbesar di Italy. Sebagai perusahaan asuransi jiwa ke-2 terbesar di eropa, dengan total pemasukan dari premi mencapai Euro69 milyar dan aset yang dikelola lebih dari Euro420 milyar pada 2009. Dengan pengalaman hampir 200tahun. Didukung oleh 85.000 karyawan, Generali memiliki lebih dari 70 juta nasabah di seluruh dunia dan beroperasi di lebih dari 68 negara saat ini. Di tahun 2011 Generali terpilih sebagai perusahaan terbesar di dunia oleh majalah Fortune 500 di urutan 33.

Jangan Salah Membeli Asuransi

Generali Indonesia
Sahabat sekalian, Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum sahabat membeli ASURANSI.

Salah satu yang paling penting adalah sahabat harus memstikan bahwa perusahaan Asuransi tersebut harus mempunyai PELINDUNG INVESTASI/TABUNGAN, mengapa???Mari kita bahas mengapa perusahaan Asuransi harus mempunyai PELINDUNG INVESTASI/TABUNGAN.

Setiap nasabah yang akan membeli asuransi biasanya harus menabung minimal 10 tahun supaya dapat perlindungan proteksi kesehatan sampai usia 70/75 tahun, dan perlindungan jiwa/tutup usia sampai dengan usia 99 tahun.

Contoh :
Tuan A Usia 30 Tahun menabung Rp 500.000,- per bulan selama 10 tahun, Tuan A mendapat perlindungan kesehatan/rumah sakit berlaku sampai usia 70/75 tahun dan perlindungan Jiwa sampai dengan usia 99 tahun. Tuan A akan berhenti menabung di usia 40 tahun dan total tabungannya sebesar 60 Juta, Pertanyaanya adalah apakah TUAN A sudah PASTI akan mendapat perlindungan kesehatan sampai usia 70/75 tahun?? dan apakah TUAN A juga sudah PASTI akan mendapatkan perlindungan Jiwa sampai usia 99 sesuai kontrak??

Sebelum kita jawab, ada baiknya kita pelajari sistem kerja asuransi dibawah ini :
Asuransi terbagi menjadi 2 katagori
  1. Asuransi Tradisional
  2. Asuransi Unit Link
Asuransi tradisional yaitu asuransi yang pengembangan investasinya sangat kecil dan cenderung kalah dengan yang namanya inflasi. hasil pengembangan tabungan di asuransi tradisional hanya berkisar antara 4 - 6% pertahunnya, sementara tingkat inflasi di indonesia antara 9 - 10% per tahunnya, artinya menabung di asuransi tradisional sebenarnya mengurangi tabungan kita sendiri, inflasi akan menggerogoti tabungan nasabah, hasil investasinya bertambah tetapi nilai tukarnya berkurang.

sedangkan asuransi Unit Link merupakan kebalikan dari asuransi tradisional, hasil pengembangan investasi/tabungannya bisa mencapai 25-30% pertahunnya, tentu saja lebih besar dari pada inflasi. tentu saja disini kita akan membahas masalah asuransi Unit Link, karena Unit Linklah salah satu cara supaya investasi/tabungan nasabah dapat berkembang.

Dari contoh diatas, Tuan A sudah menabung selama 10 tahun dengan total investasi sebesar 60 Juta. secara otomatis 60 Juta ini oleh perusahaan akan dibelikan kedalam unit link, Misal harga Unit Link adalah Rp 1.000,-/unit, maka nasabah sudah mempunyai 600.000 Unit. Masalahnya harga unit link ini bisa naik dan turun mengikuti harga saham dipasaran, sementara perekonomian indonesia belum stabil seperti negara lain, akibatnya apabila suatu saat harga saham turun drastis maka investasi nasabah juga akan ikut turun.

Selain itu ada beberapa biaya yang harus dibayar seumur hidup
  1. Biaya Akuisisi dibayar selama 5 tahun
  2. Biaya Asuransi dibayar selama manfaat asuransi berjalan
  3. Biaya Administrasi dibayar selama manfaat asuransi berjalan. 
Biaya-biaya ini akan mengurangi investasi nasabah, dan apabila investasi/tabungan nasabah habis akibat pembebanan biaya-biaya diatas maka manfaat asuransi perlindungan kesehatan sampai usia 70/75 tahun dan manfaat perlindungan jiwa sampai usia 99 tahun tidak berlaku lagi, dan polis asuransi dinyatakan Lapse(Asuransi batal) terkecuali nasabah mau menabung kembali maka asuransi akan berjalan kembali. oleh karna itu pilihlah perusahaan asuransi yang mempunyai perlindungan investasi/tabungan nasabah, yang akan menjamin tabungan nasabah tidak hilang.

ARMS (Automatic Risk Management Sistem) adalah fitur pengaman investasi yang akan menjaga tabungan nasabah. Oleh karena pilihlah perusahaan asuransi yang mempunyai perlindungan terhadap investasi/tabungan anda. Semoga informasi yang saya berikan akan berguna buat sahabat-sahabat semua.

Penulis by Hendra Mayu Cipta (082368356676)

Selasa, 24 Juni 2014

3 Manfaat Asuransi Jiwa

Apakah Semua orang membutuhkan asuransi jiwa?? Secara umum, Anda hanya memerlukan asuransi jiwa jika Anda memiliki tanggungan atau komitmen. Jika seseorang akan menderita secara finansial ketika Anda meninggal, Anda perlu asuransi jiwa. Asuransi jiwa akan memberikan uang tunai (santunan) kepada keluarga dan pihak-pihak yang tergantung secara finansial pada Anda. Berikut adalah 3 manfaat umum asuransi jiwa:

1. Mempertahankan kesejahteraan keluarga


Kebanyakan keluarga memerlukan asuransi jiwa. Untuk mengetahui apakah keluarga Anda membutuhkan asuransi jiwa, Anda perlu memikirkan skenario terburuk. Jika Anda mati besok, bagaimana orang-orang yang Anda cintai akan membiayai kehidupan sehari-hari mereka dan masa depan mereka? Bagaimana mereka harus membayar biaya pemakaman, tagihan rumah sakit, hutang-hutang Anda, dll? Bagaimana mereka akan mendapatkan uang untuk biaya sandang, pangan, papan, sekolah, transportasi, kesehatan, dll? Tanpa kehadiran Anda, apakah anak-anak Anda akan dapat bersekolah sampai perguruan tinggi dan pasangan Anda dapat menikmati hari tua dengan nyaman seperti gaya hidup sekarang yang telah dengan susah payah Anda capai? Setiap kematian pemberi nafkah keluarga menimbulkan goncangan emosional dan kegalauan. Alangkah baiknya bila hal itu tidak diperparah dengan kesulitan keuangan. Di sinilah peran asuransi jiwa dalam memproteksi keuangan keluarga. Setelah mencapai usia pensiun, kebutuhan asuransi jiwa Anda berkurang. Anak-anak Anda kemungkinan besar sudah mandiri secara finansial dan Anda memiliki cukup tabungan, dana pensiun dan investasi. Salah satu alasan para lanjut usia tetap melanjutkan polis asuransi jiwa adalah untuk memberikan uang tambahan bagi pasangannya untuk menutupi pengeluaran tak terduga perawatan medis dan perawatan jangka panjang di kemudian hari. Beberapa lansia memiliki polis asuransi jiwa untuk membayar “biaya akhir kehidupan” seperti biaya pemakaman dan pengurusan harta waris.


2. Menjaga kelangsungan bisnis

Selain menjamin keuangan keluarga, asuransi jiwa juga dapat melindungi bisnis Anda. Katakanlah Anda seorang mitra dalam sebuah usaha kecil di mana keberhasilan bisnisnya sangat bergantung pada kemampuan Anda untuk mendapatkan pelanggan dan uang. Apa yang akan terjadi pada bisnis Anda jika Anda meninggal dunia besok?  Anda dapat membeli polis asuransi jiwa yang dirancang untuk mendanai kesepakatan jual-beli saham. Bila Anda meninggal dunia, mitra bisnis Anda yang masih hidup akan memiliki dana untuk membeli saham milik Anda dengan harga yang disepakati. Keluarga Anda akan mendapatkan penggantian yang layak dan mitra Anda dengan kepemilikan saham lebih besar dapat menjual sebagian saham ke pihak lain yang dapat membantu meneruskan bisnis. Uang santunan juga dapat membantu bisnis tetap bertahan sementara mitra Anda belajar untuk mengelolanya tanpa kehadiran Anda.

3. Membayar biaya tertentu

Alasan lain untuk membeli asuransi jiwa adalah untuk membayar biaya tertentu. Jika Anda mencicil rumah, yang biasanya melalui program KPR dengan tenor hingga 15 tahun, hidup Anda sebagai kreditur akan diasuransikan oleh bank. Nilai pertanggungannya mengalami penurunan sesuai dengan saldo kredit Anda. Jika Anda meninggal sebelum kredit dilunasi, keluarga Anda tidak perlu membayar saldo yang terutang. Bank akan menagihkan ke perusahaan asuransi. Demikian halnya bila Anda mencicil kendaraan di bank atau lembaga pembiayaan.
Selain itu, Anda dapat membeli asuransi jiwa untuk tujuan keuangan tertentu, misalnya menyediakan dana pendidikan anak-anak atau tabungan hari tua. Asuransi jiwa jenis ini memiliki unsur tabungan di dalamnya. Perbedaan utamanya dengan tabungan adalah dalam hal disiplin pembayaran premi, jatuh tempo pencairan dana dan proteksi asuransinya. Bila Anda sebagai penabung meninggal dunia sebelum dana yang direncanakan terkumpul, perusahaan asuransi akan menutupi kekurangannya dan membebaskan keluarga Anda dari pembayaran premi.

Nah, sekarang Anda memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai manfaat asuransi jiwa. Jika Anda menyadari adanya kebutuhan untuk memiliki asuransi jiwa, bersegeralah untuk membelinya. Jangan menunda. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi besok. Selain itu, semakin muda Anda ketika mengajukan asuransi, semakin rendah biayanya dan semakin mudah untuk mendapatkan persetujuan.

Segera Ber-Asuransi

PARA pembaca yang budiman, saya kembali mengingatkan kepada Anda tentang pentingnya memproteksi diri dan keluarga dengan polis asuransi jiwa guna memastikan kondisi keuangan yang aman (financial security) bagi kehidupan keluarga tercinta saat ini dan pada masa mendatang.


Di tengah munculnya ragam ketidakpastian/kemalangan yang bisa terjadi setiap saat, keputusan Anda untuk memproteksi diri dan keluarga dengan asuransi jiwa merupakan bukti kecintaan dan tanggung jawab Anda kepada keluarga tercinta.

Pada edisi kali ini saya akan menyajikan kisah nyata yang diambil dari Insurance Week edisi September di Amerika Serikat (AS), yang notabene disimak oleh 13 juta pembaca di negeri itu, dan konon dimuat juga di majalah Newsweek.

Artikel tersebut berisi kesaksian (testimony) Mellisa Wandall yang dengan senang hati membagikan kisah hidupnya kepada khalayak, khususnya bagi kalangan keluarga muda agar mereka memahami dan menyadari pentingnya asuransi jiwa di tengah risiko munculnya ketidakpastian pada perjalanan hidup ini.

Keluarga Tetap Sejahtera
Mellisa adalah seorang ibu rumah tangga berusia muda yang saat itu sedang mengandung sembilan bulan. Usia pernikahan Mellisa dengan Mark (suami) baru memasuki tahun pertama. Pasangan suami-istri ini sedang menunggu momentum bahagia, yakni kelahiran anak pertama mereka.

Suatu malam Mellisa memutuskan untuk beristirahat di rumah dan dia tidak mendampingi Mark, yang hendak makan malam di luar rumah bersama kakak laki-laki Mellisa.

Sebelum Mark meninggalkan rumah, Mellisa sempat memberikan kecupan sayang bagi suami tercintanya. Ternyata malam itu merupakan malam perpisahan untuk selamanya bagi Mellisa karena suaminya tercinta tidak pernah kembali ke rumah.

Apa yang terjadi? Mengapa Mark tidak bisa mendampingi Mellisa pada perjalanan hidup mereka selanjutnya? Sepulang dari makan malam bersama kakak ipar, Mark mengalami kecelakaan lalu lintas secara tragis.

Dia meninggal dunia karena mobil yang dikendarainya ditabrak mobil lain yang melaju kencang dan menyerobot lampu merah. Mellisa begitu berduka karena dia tidak pernah berpikir bahwa kejadian itu bisa menimpa suaminya. Singkat cerita, Mark meninggal dunia tidak sampai seminggu setelah mereka merayakan ulang tahun pertama perkawinan.

Berselang 19 hari setelah kepergian Mark, putri mereka pun lahir dan diberi nama Madison Grace. Kebahagiaan di tengah suasana haru pun mewarnai kelahiran putri tercintanya. Bahagia dirasakan oleh Mellisa karena putri tercintanya lahir dengan selamat. Perasaan haru pun memenuhi hatinya karena Mark tidak ada di tengah momentum kelahiran putri tercintanya.

Dalam sekejap mata kebahagiaan Mellisa sebagai pasangan muda sirna karena munculnya kecelakaan yang merenggut nyawa suaminya tersayang.Mellisa harus menyandang status janda sekaligus single parent bagi Madison Grace.

Jauh hari sebelum munculnya musibah Mark telah mengambil keputusan yang bijak demi kebahagiaan keluarga tercinta. Sebagai agen asuransi yang berusia muda, Mark sudah mempersiapkan satu skema keamanan keuangan keluarga.

Mark telah mempersiapkan dan membeli polis asuransi jiwa guna mengantisipasi munculnya risiko kemalangan yang bisa menimpa diri dan keluarganya di kemudian hari. Mark menyadari betul pentingnya memproteksi keluarga tercinta dengan polis asuransi demi memastikan terakomodasinya kebutuhan keuangan keluarga bila suatu waktu kemalangan yang tragis terjadi padanya dan keluarganya.

Sepeninggal Mark manfaat polis asuransi jiwa memungkinkan Melissa untuk berhenti dari pekerjaannya dan berperan maksimal sebagai seorang ibu. Perjalanan hidup Mellisa dan Madison bisa terjamin dengan baik, begitu pula dengan kebutuhan dana untuk biaya pendidikan Madison hingga ke perguruan tinggi kelak.

Polis asuransi jiwa memungkinkan bagi Mellisa untuk memelihara semangat dan cinta kasih mendiang suaminya dalam perjalanan hidup mereka selanjutnya.

Dari kesaksian tersebut,ada pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari kesadaran Mark dalam memproteksi diri dan keluarganya dengan skema asuransi jiwa sejak dini. Bagaimana dengan Anda? Apakah kebutuhan keuangan keluarga Anda sudah terlindungi oleh polis asuransi jiwa?

Apakah Anda sudah memproteksi diri dengan polis asuransi jiwa sehingga risiko kemalangan yang muncul nantinya tidak berakibat pada beratnya beban finansial yang harus menjadi tanggungan keluarga yang Anda tinggalkan?

Anda mungkin berpendapat bahwa kejadian tersebut belum tentu terjadi dalam kehidupan Anda dan keluarga, terlebih bila saat ini Anda masih berusia muda. Persepsi inilah yang kerap membuat keluarga-keluarga muda lebih mengutamakan kemeriahan resepsi pernikahan atau perjalanan bulan madu ketimbang kesadaran untuk memproteksi keluarga yang baru saja terbangun.

Skema asuransi jiwa mungkin belum menjadi prioritas kebutuhan bagi kebanyakan keluarga muda. Urgensi berasuransi jiwa bisa jadi muncul dalam kehidupan keluarga manakala mereka sudah mempunyai anak-anak dan kondisi keuangan sudah cukup mantap.

Faktanya, kisah kematian Mark pada usia muda dan menjelang kelahiran putri pertamanya merupakan satu fakta bahwa kemalangan bisa terjadi kapan saja dan pada diri siapa saja.

Itu sebabnya Anda jangan menunda pemenuhan kebutuhan asuransi jiwa bagi keluarga tercinta. Sebelum semuanya terlambat, segera lengkapi keluarga Anda dengan polis asuransi jiwa dengan nilai pertanggungan yang cukup. Kesungguhan hati Anda untuk menghindarkan keluarga tercinta dari risiko finansial merupakan langkah mulia demi kebahagiaan keluarga Anda nantinya.(*)



Kamis, 19 Juni 2014

Menabung Untuk Biaya Kuliah

Sungguh, kami tidak bergurau! Menurut Ligwina Hananto MBA, konsultan keuangan Quantum Magna Financial, biaya pendidikan rata-rata naik sekitar 20% per tahun. Belum lagi laju inflasi di Indonesia. “Inflasi untuk sekolah swasta di Indonesia sekitar 20% per tahun, dan 15% per tahun untuk universitas di Indonesia,” kata Ligwina.
Sebagai gambaran, bila inflasi diestimasikan sekitar 6% per tahun, maka dalam 9 tahun saja, total inflasi menjadi sebesar 54%. Jika saat ini biaya kuliah per semester di universitas negeri Rp 5 juta dengan uang pangkal sekitar Rp 20 juta, maka biaya kuliah yang harus Anda persiapkan untuk tahun 2020 menjadi sekitar Rp 107,8 juta (dengan perhitungan future value). Jika biaya buku perkuliahan dan alat tulis sekitar Rp 5 juta per semester, maka tambahkan lagi angka Rp 77 juta untuk biaya buku selama 10 semester. Belum lagi ongkos transportasi, uang makan, dan biaya hidup jika anak bersekolah di kota lain atau tinggal sendiri, anggap saja sekitar Rp 3,5 juta per bulan dan Anda mendapatkan perkiraan biaya hidup Rp 210 juta. Maka, total biaya untuk menyekolahkan si kecil di tahun 2020 menjadi Rp 400 juta. Itu berarti Anda perlu menyisihkan uang Rp 3,7 juta per bulan hingga 9 tahun ke depan! Dan, perhitungan ini hanya berlaku jika si kecil diterima di perguruan tinggi negeri. Jika Anda berencana menyekolahkannya di Perguruan Tinggi Swasta, angkanya bisa menjadi dua kali lipat.
Membayangkan angka yang demikian fantastis, Anda mungkin merasa pesimistis bagaimana bisa membiayai kuliah si kecil kelak, bila saat ini saja tagihan kartu kredit Anda sudah menumpuk di meja. Untuk mendapatkan solusinya, kami bertanya kepada perencana keuangan keluarga untuk membantu Anda. Ini yang perlu Anda ketahui.
Menghitung biaya pendidikan  
Menurut Rina N. Sandy, RFA dari Sarosa Consulting Group, ada tiga langkah utama yang perlu Anda ketahui secara pasti. “Langkah pertama adalah menentukan pilihan,” ujar Rina. Pilihan di sini haruslah spesifik, Anda harus menentukan apakah si kecil kelak akan disekolahkan ke sekolah negeri atau swasta, di dalam atau di luar negeri, dengan standar mutu internasional atau nasional. “Menentukan secara persis pilihan sekolah bagi anak, bertujuan untuk mencari tahu berapa besar biaya sekolah dan uang pangkal saat ini.” Lanjut Rina. Jangan lupakan juga biaya buku sekolah, seragam dan biaya hidup, apalagi jika sekolah yang dipilih berada di luar kota. Setelah Anda tahu persis pilihan sekolah dan total biaya yang dibutuhkan, maka langkah kedua adalah menentukan jangka waktu dan target biaya di masa depan. Jika saat ini si kecil berusia 3 tahun, maka Anda harus mulai berhitung kapan si kecil masuk TK, SD, SMP, SMU, dan universitas. Kemudian sesuaikan dengan dana yang harus dialokasikan setiap bulan agar jumlahnya cukup ketika si kecil memasuki jenjang pendidikan tersebut. Rina mengingatkan agar saat menghitung biaya, Anda tidak melupakan laju inflasi, normalnya sekitar 10% sampai 20%.
Untuk menghitung biayanya, ada rumus sederhana yang bisa Anda terapkan dengan menggunakan:
future value: FV= PV. (1+r)n    
FV atau future value adalah besarnya biaya di masa depan
PV adalah nominal biaya sekolah saat ini
r adalah besarnya bunga
n adalah jangka waktu yang Anda butuhkan.
Jika masih bingung dalam menghitungnya, Anda bisa klik  http://1040tools.com untuk kalkulator future value online.
Setelah Anda mendapatkan nominal perkiraan, misalnya Rp 400 juta, maka dalam jangka waktu sampai si kecil masuk kuliah, Anda sudah harus bisa menyiapkan sejumlah besar dana yang dibutuhkan tersebut.
Untuk itu, maka langkah ketiga –langkah yang paling penting– adalah menentukan penempatan dana sesuai dengan harapan hasil investasi yang bisa diterima di kemudian hari. Ada banyak pilihan yang bisa Anda lakukan, mulai dari tabungan pendidikan, asuransi, hingga investasi. Semuanya disesuaikan dengan jangka waktu dan kebutuhan Anda. Jika Anda berani menanggung risiko, Anda bisa mencoba memilih investasi di bursa saham yang akan memberikan hasil yang jauh lebih tinggi daripada deposito atau tabungan pendidikan.
Menyimpan biaya kuliah
Meski semua penasihat keuangan akan menyarankan Anda untuk mulai menabung biaya pendidikan di rekening tersendiri bagi setiap anak sedini mungkin, jangan khawatir jika setelah melakukan perhitungan, Anda merasa tidak akan bisa menabung dengan jumlah yang dibutuhkan tersebut sampai si kecil berusia 18 tahun. Sebagai gambaran, bila Anda mulai berinvestasi menggunakan reksadana pendapatan tetap setidaknya sekitar Rp 4 juta per tahun dengan bunga 10% per tahun sejak anak berusia setahun, maka saat si kecil masuk kuliah, Anda akan mendapatkan dana pendidikan sebesar Rp 182 juta. Meski nominal ini masih di bawah (misalnya) angka Rp 400 juta yang Anda butuhkan, dana ini tetap akan sangat membantu dibandingkan Anda tidak menyisihkan uang sama sekali.    
Lalu, bagaimana mendapatkan sisanya? Jika usia si kecil masih di bawah lima tahun, maka Anda masih memiliki banyak waktu untuk menyiapkan dana tersebut. Rina menyarankan Anda memilih instrumen investasi jangka panjang seperti reksadana saham. Meski investasi ini memiliki risiko moderat hingga risiko tinggi, tapi hasil investasinya akan cukup tinggi dibandingkan menyimpan di tabungan atau deposito. Yang perlu Anda ingat jika memilih investasi jenis ini adalah Anda menyimpan untuk jangka waktu yang lama, bukan jangka pendek.  
Jika Anda ragu-ragu memilih berbagai jenis investasi, maka Rina juga menyarankan agar Anda mencari pekerjaan tambahan. “Ada banyak jenis pekerjaan tambahan yang bisa Anda lakukan, apalagi jika itu menjadi bagian dari hobi Anda,” jelas Rina. Misalnya, Anda pandai membuat kue kering dan kue ulang tahun, Anda bisa menawarkannya kepada rekan kerja atau ibu-ibu di taman bermain si kecil. Atau, jika Anda hobi menulis, Anda bisa menjadi kontributor media cetak.  
Selain itu, masih ada pilihan lain yang bisa membuat Anda menarik napas lega, universitas besar biasanya akan memberikan beasiswa bagi murid-murid yang berprestasi di sekolahnya. Dan, ini bukan hanya di bidang akademis. Universitas Pelita Harapan di Tangerang misalnya, memberikan beasiswa bagi anak-anak yang menonjol di bidang olahraga bola basket. Perguruan Tinggi Negeri juga menyediakan beasiswa bagi mahasiwanya yang memiliki nilai akademik tinggi. Bahkan perusahaan besar seperti Sampoerna Foundation, atau Yayasan Chevron Texaco dari Caltex, dan beberapa kedutaan besar di Indonesia, membuka bantuan beasiswa setiap tahunnya.  
Ketika Anda merasa kewalahan mengatur keuangan dengan berbagai kebutuhan si kecil mulai dari popok, susu, baby sitter, hingga uang pangkal si kecil di kelompok bermain, memang berat membayangkan bagaimana Anda masih bisa menyisihkan sedikit uang ekstra dari gaji bulanan Anda untuk biaya pendidikan si kecil. Yang perlu Anda ingat bahwa saat anak-anak masih kecil, Anda belum berada pada posisi puncak karir dan pendapatan. Lima belas tahun dari sekarang, kemungkinan besar gaji Anda akan meningkat, dan biaya pengeluaran untuk kebutuhan bulanan anak juga semakin berkurang, dan Anda akan punya sisa gaji bulanan yang lebih besar untuk membantu membiayai kuliah anak.
Melihat besarnya biaya dengan perspektif nyata
Yang terakhir, Rina menyarankan Anda untuk bersikap realistis. Jika memang kondisi keuangan keluarga belum bisa mencukupi kebutuhan tersier, maka Anda disarankan untuk menurunkan pilihan. “Menyekolahkan anak di perguruan tinggi ternama di Amerika mungkin menjadi cita-cita sebagian besar orang tua, tapi jika kondisi keuangan memang tidak mencukupi, daripada Anda terjebak hutang, lebih baik Anda menyekolahkannya di negeri sendiri”, jelas Rina. Anda memang tidak disarankan untuk meminjam uang ke bank untuk biaya kuliah anak. Mengapa? Karena akan sangat membebani secara finansial jika Anda harus membayar cicilan ditambah bunga.
Satu hal yang juga perlu Anda ingat saat mengetahui betapa tingginya biaya kuliah: Besarnya biaya kuliah tersebut adalah proyeksi perkiraan biaya masa depan berdasarkan apa yang terjadi saat ini. Tapi, para ahli beranggapan bahwa biaya pendidikan tinggi semakin lama semakin menggila sehingga kemungkinan besar masih akan dikaji ulang sebelum si kecil yang kini berusia 2 tahun lulus dari SMU.
Saat ini memang tidak ada cara pasti untuk memerkirakan seperti apa gambaran biaya kuliah lima belas tahun lagi. Namun Anda bisa membangun awal yang baik dengan merencanakannya secara bijak dan menyisihkan uang sebanyak yang Anda bisa, serta berusaha untuk tidak terlalu panik memikirkan tingginya angka untuk biaya kuliah si kecil kelak.

Simpan Lebih Banyak Uang Tanpa Beban
Tip #1 Meski Rina N Sandy menyarankan Anda untuk berinvestasi, dia mengharuskan Anda untuk menomorsatukan tabungan. Meski hanya sebesar Rp 300 ribu per bulan, usahakan untuk selalu menyimpannya dengan cara membuka rekening tabungan pendidikan tersendiri untuk masing-masing anak. Bunganya memang tidak besar, tapi uang tersebut akan sangat  membantu.
Tip #2 Margaret Atkins Munro, pengarang buku 529 & Other College Saving Plans for Dummies, menyarankan agar Anda menghindari biaya uang sekolah kelompok bermain si kecil dengan memasukkannya ke kelompok bermain atau taman kanak-kanak milik pemerintah. Jika Anda memasukkan si kecil ke kelompok bermain yang dikelola swasta, besarnya uang pangkal bisa mencapai Rp 4 juta hingga belasan juta. Tapi, jika Anda memasukannya di taman kanak-kanak negeri, biayanya tidak terlalu besar sehingga sisanya bisa Anda simpan untuk membiayai kuliahnya kelak.
Tip #3 Simpan uang koin di celengan. Jika Anda hanya membelanjakan uang kertas dan menyimpan semua koin Anda di celengan, tanpa terasa, Anda bisa menyimpan cukup banyak uang dalam setahun. Ajak si kecil menabung koin-koin tersebut di bank dan Anda akan membantunya mengenal nilai uang dan perhitungan matematika sederhana.
Tip #4 Minta nenek dan kakek untuk membantu. Bicarakan dengan jujur kepada kedua orang tua Anda dan juga mertua mengenai tingginya biaya kuliah. Lalu, sarankan untuk mengurangi jumlah hadiah yang biasa mereka berikan kepada si kecil, dan sebaliknya, minta mereka untuk mengganti hadiah tersebut dengan uang yang bisa langsung mereka transfer ke rekening pendidikan anak. Anak Anda tidak akan menyadari jika dia tidak mendapatkan boneka atau mainan sebanyak tahun lalu. Tapi sumbangan uang yang diakumulasi selama 15 tahun, meski hanya sedikit, akan sangat membantu

Menyiapkan Biaya Kuliah Si Kecil

Asuransi Pendidikan Generali Indonesia
Menurut Ligwina Hananto MBA, konsultan keuangan Quantum Magna Financial, biaya pendidikan rata-rata naik sekitar 20% per tahun. Belum lagi laju inflasi di Indonesia. “Inflasi untuk sekolah swasta di Indonesia sekitar 20% per tahun, dan 15% per tahun untuk universitas di Indonesia,” tambah Ligwina.
Sebagai gambaran, bila inflasi diestimasikan sekitar 6% per tahun, maka dalam 9 tahun saja, total inflasi menjadi sebesar 54%. Jika saat ini biaya kuliah per semester di universitas negeri Rp 5 juta dengan uang pangkal sekitar Rp 20 juta, maka biaya kuliah yang harus Anda persiapkan untuk tahun 2017 menjadi sekitar Rp 107,8 juta (dengan perhitungan future value). Jika biaya buku perkuliahan dan alat tulis sekitar Rp 5 juta per semester, maka tambahkan lagi angka Rp 77 juta untuk biaya buku selama 10 semester. Belum lagi ongkos transportasi, uang makan, dan biaya hidup jika anak bersekolah di kota lain atau tinggal sendiri, anggap saja sekitar Rp 3,5 juta per bulan dan Anda mendapatkan perkiraan biaya hidup Rp 210 juta. Maka, total biaya untuk menyekolahkan si kecil di tahun 2017 menjadi Rp 400 juta. Itu berarti Anda perlu menyisihkan uang Rp 3,7 juta per bulan hingga 9 tahun ke depan! Dan, perhitungan ini hanya berlaku jika si kecil diterima di Perguruan Tinggi Negeri.
Jika Anda berencana menyekolahkannya di Perguruan Tinggi Swasta, angkanya bisa menjadi dua kali lipat. Membayangkan angka yang demikian fantastis, Anda mungkin merasa pesimis bagaimana bisa membiayai kuliah si kecil kelak, bila saat ini saja tagihan kartu kredit Anda sudah menumpuk di meja. Untuk mendapatkan solusinya, kami bertanya kepada perencana keuangan keluarga untuk membantu Anda. Ini yang perlu Anda ketahui. Menghitung biaya pendidikan.

Menurut Rina N. Sandy, RFA dari Sarosa Consulting Group, ada tiga langkah utama yang perlu Anda ketahui secara pasti. “Langkah pertama adalah menentukan pilihan,” ujar Rina. Pilihan di sini haruslah spesifik, Anda harus menentukan apakah si kecil kelak akan disekolahkan ke sekolah negeri atau swasta, di dalam atau di luar negeri, dengan standar mutu internasional atau nasional. “Menentukan secara persis pilihan sekolah bagi anak, bertujuan untuk mencari tahu berapa besar biaya sekolah dan uang pangkal saat ini.” Lanjut Rina.

Jangan lupakan juga biaya buku sekolah, seragam dan biaya hidup, apalagi jika sekolah yang dipilih berada di luar kota. Setelah Anda tahu persis pilihan sekolah dan total biaya yang dibutuhkan, maka langkah kedua adalah menentukan jangka waktu dan target biaya di masa depan. Jika saat ini si kecil berusia 3 tahun, maka Anda harus mulai berhitung kapan si kecil masuk TK, SD, SMP, SMU, dan Universitas. Kemudian sesuaikan dengan dana yang harus dialokasikan setiap bulan agar jumlahnya cukup ketika si kecil memasuki jenjang pendidikan tersebut.

Rina mengingatkan agar saat menghitung biaya, Anda tidak melupakan laju inflasi, normalnya sekitar 10% sampai 20%. Untuk menghitung biayanya, ada rumus sederhana yang bisa Anda terapkan dengan menggunakan rumus:
future value: FV= PV. (1+r)n . 
FV atau future value adalah besarnya biaya di masa depan
PV adalah nominal biaya sekolah saat ini
r adalah besarnya bunga
n adalah jangka waktu yang Anda butuhkan
Bingung menghitungnya? Klik saja http://1040tools.com untuk kalkulator future value online. Setelah Anda mendapatkan nominal perkiraan, misalnya Rp 400 juta, maka dalam jangka waktu sampai si kecil masuk kuliah, Anda sudah harus bisa menyiapkan sejumlah besar dana yang dibutuhkan tersebut. Untuk itu, maka langkah ketiga –langkah yang paling penting– adalah menentukan penempatan dana sesuai dengan harapan hasil investasi yang bisa diterima di kemudian hari.

Ada banyak pilihan yang bisa Anda lakukan, mulai dari tabungan pendidikan, asuransi, hingga investasi. Semuanya disesuaikan dengan jangka waktu dan kebutuhan Anda. Jika Anda berani menanggung risiko, Anda bisa mencoba memilih investasi di bursa saham yang akan memberikan hasil yang jauh lebih tinggi daripada deposito atau tabungan pendidikan. Menyimpan biaya kuliah Meski semua penasihat keuangan akan menyarankan Anda untuk mulai menabung biaya pendidikan di rekening tersendiri bagi setiap anak sedini mungkin, jangan khawatir jika setelah melakukan perhitungan, Anda merasa tidak akan bisa menabung dengan jumlah yang dibutuhkan tersebut sampai si kecil berusia 18 tahun.
Sebagai gambaran, bila Anda mulai berinvestasi menggunakan reksadana pendapatan tetap setidaknya sekitar Rp 4 juta per tahun dengan bunga 10% per tahun sejak anak berusia setahun, maka saat si kecil masuk kuliah, Anda akan mendapatkan dana pendidikan sebesar Rp 182 juta. Meski nominal ini masih di bawah (misalnya) angka Rp 400 juta yang Anda butuhkan, dana ini tetap akan sangat membantu dibandingkan Anda tidak menyisihkan uang sama sekali.

Lalu, bagaimana mendapatkan sisanya? Jika usia si kecil masih di bawah lima tahun, maka Anda masih memiliki banyak waktu untuk menyiapkan dana tersebut. Rina menyarankan Anda memilih instrumen investasi jangka panjang seperti reksadana saham. Meski investasi ini memiliki risiko moderat hingga risiko tinggi, tapi hasil investasinya akan cukup tinggi dibandingkan menyimpan di tabungan atau deposito. Yang perlu Anda ingat jika memilih investasi jenis ini adalah Anda menyimpan untuk jangka waktu yang lama, bukan jangka pendek.

Jika Anda ragu-ragu memilih berbagai jenis investasi, maka Rina juga menyarankan agar Anda mencari pekerjaan tambahan. “Ada banyak jenis pekerjaan tambahan yang bisa Anda lakukan, apalagi jika itu menjadi bagian dari hobi Anda,” jelas Rina. Misalnya, Anda pandai membuat kue kering dan kue ulang tahun, Anda bisa menawarkannya kepada rekan kerja atau ibu-ibu di taman bermain si kecil. Atau, jika Anda hobi menulis, Anda bisa menjadi kontributor media cetak. Selain itu, masih ada pilihan lain yang bisa membuat Anda menarik napas lega, universitas besar biasanya akan memberikan beasiswa bagi murid-murid yang berprestasi di sekolahnya. Dan, ini bukan hanya di bidang akademis. Universitas Pelita Harapan di Tangerang misalnya, memberikan beasiswa bagi anak-anak yang menonjol di bidang olahraga bola basket.

Perguruan Tinggi Negeri juga menyediakan beasiswa bagi mahasiwanya yang memiliki nilai akademik tinggi. Bahkan perusahaan besar seperti Sampoerna Foundation, atau Yayasan Chevron Texaco dari Caltex, dan beberapa kedutaan besar di Indonesia, membuka bantuan beasiswa setiap tahunnya. Ketika Anda merasa kewalahan mengatur keuangan dengan berbagai kebutuhan si kecil mulai dari popok, susu, babysitter, hingga uang pangkal si kecil di kelompok bermain, memang berat membayangkan bagaimana Anda masih bisa menyisihkan sedikit uang ekstra dari gaji bulanan Anda untuk biaya pendidikan si kecil.

Yang perlu Anda ingat bahwa saat anak-anak masih kecil, Anda belum berada pada posisi puncak karir dan pendapatan. Lima belas tahun dari sekarang, kemungkinan besar gaji Anda akan meningkat, dan biaya pengeluaran untuk kebutuhan bulanan anak juga semakin berkurang, dan Anda akan punya sisa gaji bulanan yang lebih besar untuk membantu membiayai kuliah anak. Melihat besarnya biaya dengan perspektif nyata

Yang terakhir, Rina menyarankan Anda untuk bersikap realistis. Jika memang kondisi keuangan keluarga belum bisa mencukupi kebutuhan tersier, maka Anda disarankan untuk menurunkan pilihan. “Menyekolahkan anak di perguruan tinggi ternama di Amerika mungkin menjadi cita-cita sebagian besar orang tua, tapi jika kondisi keuangan memang tidak mencukupi, daripada Anda terjebak utang, lebih baik Anda menyekolahkannya di negeri sendiri”, jelas Rina.

Anda memang tidak disarankan untuk meminjam uang ke bank untuk biaya kuliah anak. Mengapa? Karena akan sangat membebani secara finansial jika Anda harus membayar cicilan ditambah bunga. Satu hal yang juga perlu Anda ingat saat mengetahui betapa tingginya biaya kuliah: Besarnya biaya kuliah tersebut adalah proyeksi perkiraan biaya masa depan berdasarkan apa yang terjadi saat ini. Tapi, para ahli beranggapan bahwa biaya pendidikan tinggi semakin lama semakin menggila sehingga kemungkinan besar masih akan dikaji ulang sebelum si kecil yang kini berusia 2 tahun lulus dari SMU.

Saat ini memang tidak ada cara pasti untuk memerkirakan seperti apa gambaran biaya kuliah lima belas tahun lagi. Namun Anda bisa membangun awal yang baik dengan merencanakannya secara bijak dan menyisihkan uang sebanyak yang Anda bisa, serta berusaha untuk tidak terlalu panik memikirkan tingginya angka untuk biaya kuliah si kecil kelak.